Optimisme dan Percaya Diri dalam Kepemimpinan (Optimism & Confidence in Leadership)


Optimis Penting dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam kepemimpinan terdapat masing-masing sifat kepemimpinan para pemimpin (leader) yang unik dalam menjalankan kepemimpinannya.


Pengetahuan tentang sifat ini merupakan hal yang penting, karena dapat menjelaskan keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Sifat merupakan sebuah karakteristik personal yang membedakan seorang pemimpin (leader), seperi kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan penampilan. Dari sekian banyak karakteristik sifat pemimpin (leader), terdapat sifat yang biasanya dianggap penting untuk kepemimpinan, salah satunya adalah optimisme dan kepercayaan diri.

Optimis dan Percaya Diri dalam Kepemimpinan (Leadership)

Pemimpin (leader) yang memiliki tanggungjawab dalam mengendalikan perusahaan perlu untuk memiliki sifat optimisme dan kepercayaan diri. Riset menunjukkan bahwa pandangan yang positif dan sikap yang ceria, merupakan salah satu kunci penting kepemimpinan yang efektif. Dalam studi kepemimpinan, optimisme mengacu pada kecenderungan untuk melihat sisi positif dari berbagai hal dan mengharapkan hal-hal tersebut akan berjalan dengan baik, sedangkan rasa percaya diri merupakan hal penting dalam penilaian, pengambilan keputusan, gagasan, dan kemampuan seseorang.

Pemimpin perlu mempunyai sifat optimis karena seorang pemimpin memegang tanggungjawab yang besar bagi masa depan organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin perlu untuk optimis bahwa ia dapat mengemban tanggungjawab tersebut dan menjalankan tanggungjawab kepemimpinan dalam organisasi dengan baik. Optimisme seorang pemimpin juga bermanfaat untuk menyelesaikan suatu tugas dan hasil yang spesifik sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Pemimpin (Leader) Perlu Bertanggungjawab

Namun, sifat pemimpin yang terlalu optimis juga bisa memberi dampak yang merugikan, seperti terlalu berorientasi pada tujuan yang dapat mengubah perilaku pemimpin menjadi pemimpin yang otoriter, sehingga tidak memperhatikan situasi dan kondisi sekitar, khususnya bagi bawahannya karena dapat menuntut mereka untuk melakukan berbagai macam cara, cara yang baik maupun yang buruk demi mencapai tujuan yang ingin dicapai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cegah Penyakit dan Virus, Lakukan 3 Cara Berikut Ini!

Cara untuk Membuat WFH Seperti Suasana Kantor